
Sulawesi Tengah menawarkan pariwisata berbasis culture, adventure, dan nature atau CAN. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Tengah, Suaib Djafar mengatakan dari sisi culture atau kebudayaan, Sulawesi Tengah memiliki 11 kabupaten dengan masing-masing keunikan budaya.
"Di sini ada 12 etnik atau suku. Ada
keanekaragaman kesenian, pakaian, adat, makanan khas. Kita punya 22
dialek bahasa daerah," jelas Suaib kepada Kompas.com via
telepon, Kamis (13/11/2011). Seperti misalnya di daerah Kulawi terdapat
budaya bertutur seperti musik yang melantunkan pesan-pesan leluhur.
"Ada nilai-nilai luhur yang menunjukan kearifan kultur sarat makna. Ada
pesan-pesan leluhur pada nyanyian tersebut," ungkapnya. Sementara seni
budaya menarik lainnya menurut Suaib adalah Tari Balia, penari menari di
atas bara tempurung kelapa.
Unsur adventure ada di
beberapa objek wisata untuk aktivitas panjat tebing, paralayang, dan
arung jeram. Di Lariang merupakan lokasi tepat untuk olahraga arung
jeram. Sementara di kota Palu terdapat gunung yang biasa dipakai untuk
paralayang.
"Pra PON cabang paralayang pernah di sini, karena tempatnya memang bagus dan indah," kata Suaib.
Di Taman Nasional Lore Lindu, wisatawan dapat melakukan aktivitas bird watching dan trekking. Di Lore juga terdapat patung megalitik yang usianya mencapai ribuan tahun.
Sementara di sisi nature,
Sulawesi Tengah menawarkan wisata bahari dengan kekayaan alam bawah
laut. Togian dan Danau Poso adalah beberapa destinasi unggulan Sulawesi
Tengah dengan pendekatan wisata bahari.
Suaib menuturkan bahwa
kunjungan wisatawan asing ke Sulawesi Tengah di tahun 2010 meningkat
tajam sebesar 112 persen dibanding tahun sebelumnya. "Tahun 2010 ada
kunjungan wisman sebesar 6.325 orang. Mereka menghasilkan sekitar Rp 29
miliar untuk devisa," jelasnya. Sementara tingkat wisatawan nusantara
sebesar 1,6 juta yang datang ke Sulawesi Tengah.
Ia mengungkapkan
semenjak Festival Danau Poso 2009 yang dihadiri Menbudpar Jero Wacik,
kunjungan wisman ke Sulawesi Tengah terus menaik. Hal ini terjadi karena
saat itu beberapa media asing ikut serta meliput festival tersebut.
Sebelumnya pihak asing memang memberlakukan travel warning untuk warga negaranya yang ingin berkunjung ke Sulawesi Tengah.
"Saat
Festival Danau Poso 2009, media asing mempromosikan kondisi Sulawesi
Tengah yang sudah aman dan bisa dikunjungi," tambah Suaib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar